17 Agustus 2017 ini begitu luar biasa,
pertama tentunya karena hari ini adalah hari kemerdekaan negara saya, semoga keluarga
besar Republik Indonesia dapat terus secara beriringan bekerja bersama dalam
usaha memenuhi janji kemerdekaan. Tentu kita juga berharap apa yang kita usahakan
selama di bumi Indonesia ini juga bernilai ibadah di sisi Allah swt.
Kebahagiaan kedua saya adalah karena berkesempatan
untuk bertemu dengan para guru berdedikasi dan berprestasi tingkat nasional. Tepatnya
berlokasi di Hotel Grand Shid Jaya, saya bertemu dengan mereka. Saya merasa
bangga pernah belajar dan bekerja bersama mereka sewaktu saya masih bertugas di
Sabah Malaysia. Dadan, Suhardin, Nayudin, dan Shelya, sungguh tahun-tahun yang
menyenangkan pernah berkarya bersama kalian. Apa yang telah kita lakukan
bersama selama merantau di negeri sebrang tentunya akan menjadi kisah dan momen
berharga yang membuat diri kita semakin matang dalam mengarungi kehidupan.
Kebahagiaan ketiga adalah karena buku 10 Tahun Menggali Mutiara di Sabah-Malaysia telah
diterbitkan oleh Kemdikbud. Bahagia berkesempatan untuk turut serta dalam
menulis dan menyusun buku tersebut, diawali oleh dering telpon dari Bapak
Dadang Hermawan yang meminta saya untuk turut serta menjadi penulis buku ini,
dan ditemani dengan rekan sesama pendidik yang bernama Deni Mulyana kami
mencoba menuliskan dan merangkaikan kembali serpihan-serpihan berita endidikan
di Negeri Sabah yang tanpa terasa sudah berjaan selama 10 tahun. Tentu apa yang
tertulis dalam buku ini adalah hanya sebagian kecil dari apa yang diperjuangkan
oleh insan pendidikan Indonesia di negeri Sabah-Malaysia, dan semoga terus
terukir kisah-kisah hebat di tahu-tahun mendatang.
Ketika mendapatkan buku ini dari Bu Rustina
di salah satu ballroom Hotel Grand Sahid Jaya, saya melihat Pak Sumarna
Surapranata sedang menjadi narasumber dalam rangkaian kegiatan Guru Berprestasi
dan Berdedikasi. Kemudian setelah beliau memberikan paparannya, Alhamdulillah saya berkesempatan berfoto
dengan beliau dengan buku 10 Tahun
Menggali Mutiara di Sabah-Malaysia. Buku tersebut dapat dikatakan merupakan
hadiah berharga dari beliau bagi masyarakat pendidikan Indonesia di
Sabah-Malaysia, saya sebagai salah seorang yang pernah bersama sebagai penggiat
pendidikan Indonesia di Sabah-Malaysia merasa sungguh merasa bersyukur bisa
mendapatkan buku ini, bahkan juga berkesempatan menjadi salah satu penulisnya.
Walaupun begitu terdapat perasaan sedih, karena pada kesempatan tersebut Pak
Sumarna Surapranata mengumumkan tentnag pengunduran dirinya sebagai Dirjen Guru
dan Tenaga Kependidikan Kemdikbud Republik Indonesia, sungguh sebuah hal yang
tak disangka dan begitu mengagetkan. Meskipun begitu beliau menyatakan akan
terus mendukung dunia pendidikan Indonesia, salah satunya adalah dengan membuat
gerakan Guru Mulia Punya Karya, gerakan
ini dimaksudkan untuk memotivasi para guru untuk selalu memunyai karya-karya
berharga dalam pengabdiannya sebagai guru. Keinginan berkarya adalah motivasi
tersendiri seorang guru mulia, keberadaan guru di sekolah bukan hanya sekedar
pemenuhan jam mengajar, lebih dari itu seorang guru mulia selalu berusaha
memberikan yang terbaik bagi dunia pendidikan.
Kebahagiaan selanjutnya adalah, saya bersama
istri dan kedua anak saya dapat berjalan-jalan bersama ke Monas. Menjadi hal
yang istimewa karena, ini lah kali pertama anak-anak saya melihat monas secara
langsung. Bukan hanya itu, kami juga berama-sama naik bajaj menuju stasiun
ketika mau kembali ke bekasi. Sesampaiknya di stasiun Gondangdia, kami mampir
terleih dahulu di sebuah warung makan, Alhamdulillah,
ketika itu Allah memberikan izin pada kami untuk merasakan nikmatnya santap
malam, meskiun sederhana tetapi nikmatnya sungguh terasa. Itulah 17 Agustus saya yang istimewa, Alhamdullillah.