Berperan serta
dalam proses pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama Terbuka (SMPT) Kota
Kinabalu merupakan sebuah kesempatan bagi saya untuk mengaplikasi berbagai
macam ilmu yang telah saya miliki. Keinginan berbagi juga menjadi sebuah
dorongan besar bagi saya untuk selalu bersemangat dalam usaha mengoptimalkan
potensi peserta didik.
Diawali oleh
sebuah situasi ketika siswa-siswa SMPT Kota Kinabalu sedang berkumpul
menyaksikan latihan tari yang sedang diikuti oleh siswa-siswa SMP SIKK. Para
siswa SMPT terlihat begitu antusias melilhat latihan yang sedang berlangsung,
seolah di dalam hati mereka ingin mencoba dan turut serta dalam latihan
tersebut.
Saya lalu mengambil
inisiatif untuk mengajak mereka berlatih tari, walaupun seni tari bukan
merupakan bidang yang saya tekuni, tapi
saya memiliki pengalaman di sanggar kampus yang bernama KABUMI, sebuah sanggar
seni yang ada di Universitas Pendidikan Indonesia. Meskipun tidak dapat
dikatakan berkompeten dalam bidang seni tari, tapi saya memberanikan diri untuk
melatihkan Tari Saman pada siswa-siswa SMPT.
Mengenalkan
sebuah tarian pada siswa yang tidak mereka kenal merupakan sebuah tantangan
tersendiri, terlebih lagi dengan kondisi pskilogi anak yang belum saya pahami
pada saat itu. Beberapa dengan terus terang menyatakan keengganannya untuk
belajar tari Saman karena merasa tarian ini tidak mengasyikkan. Saya sedikit
terkejut dengan pernyataan mereka, karena hal ini belum pernah saya alami sebelumnya
ketika saya mengajar di Indonesia.
Siswa : “Pak, malas pak latihan tari ini”
Saya : “kenapa?” (terkejut)
Siswa : “tarinya tidak asyik, hanya duduk saja”
Saya : “belum asyik karena Anda belum mengetahui
bentuk tarian ini secara utuh”
Siswa : “Malas Pak”
Jawaban ungkapan
ketidaksukaan dari siswa SMPT pada gurunya merupakan sebuah hal yang sering
terjadi. Jujur saya sedikit sakit hati pada para siswa, karena niat baik saya
untuk mengisi “jam kosong” mereka dengan kegiatan positif tidak disambut dengan
baik.
Pada pertemuan
selanjutnya saya membuka latihan dengan sebuah ceramah tentang rezeki. Saya
ungkapkan pada mereka bahwa rezeki bukan hanya uang seperti yang kita sangkakan
selama ini, mendapatkan ilmu juga termasuk rezeki yang harus rajin kalian
jemput. Kalau dalam menjemut rezeki berupa uang Anda saja harus bisa
mengalahkan rasa lelah, begitu juga dalam menjemput rezeki berupa ilmu, Anda
harus bisa mengalahkan rasa penat.
Setelah bercerita seperti di atas, beberapa
siswa mulai berubah dan mau mengikuti latihan dengan semangat baru, tetapi
beberapa yang lainnya masih bersikap seperti biasa.
Meskipun mendapat sambutan
kurang begitu baik pada awal mengajarkan Tari Saman pada para siswa Indonesia
di Sabah, tetapi setelah mereka mengetahui bentuk tari secara keseluruhan,
mereka menjadi bersemangat untuk menari Saman. Terlebih ketika diberi
kepercayaan oleh Kepala SIKK untuk dapat melakukan pertunjukkan di sejumlah
acara bergengsi, para siswa menjadi begitu antusias karena dapat tampil di
depan khalayak ramai. Dengan terus memperbaiki kualitas tarian Tari Saman SIKK
dapat tampil di depan Konsul Jenderal RI Kota Kinabalu, Ketua Menteri Negeri
Sabah, Tuanku Yang Terutama Negeri Sabah, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI,
dan Menteri Pemuda dan Olahraga RI.
Berikut daftar penampilan tari Saman SIKK
Waktu
|
Acara
|
Penyelenggara
|
12
Mei 2012
|
Malam
Cita Rasa Indonesia
|
KJRI
Kota Kinabalu
|
14
Juli 2012
|
Pembukaan
APKRES 2012
|
SIKK
dan KJRI Kota Kinabalu
|
7
Sep 2012
|
Malam
Kenegaraan 2012
|
KJRI
Kota Kinabalu
|
16
Nov 2012
|
Festival
Makanan Halal International
|
Pemerintah
Kota Kinabalu
|
22
Des 2013
|
Peresmian
Gedung SIKK, dihadiri oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan; M. Nuh
|
KJRI
Kota Kinabalu dan SIKK
|
21
Feb 2014
|
Jamuan
Makan Malam Rotary Club
|
Rotary
Club Kota Kinabalu
|
27
Feb 2014
|
Farewell
Diner Konjen RI; Soepeno Sahid
|
KJRI
Kota Kinabalu
|
5
Juni 2014
|
Penyambutan
Menteri Pemuda dan Olahraga dalam rangka sosialisasi olahraga Hadang
|
Kemenpora
|
0 komentar:
Posting Komentar