Berkegiatan seni memang sering diibaratkan dengan pekerjaan
bersenang-senang dan hanya bermain-main. Mungkin tak ada yang salah dengan
anggapan tersebut, karena salah satu tujuan berkegiatan seni memang untuk menghibur orang lain. Sehingga pada
setiap kesempatan berpenampilan seni seorang penggiat seni harus selalu tampil
cerah dan menjaga mood agar selalu
dalam kondisi baik ketika memberikan persembahan pada para khalayak. Alhasil semua orang mengetahui bahwa sang
penggiat seni tersebut dalam kondisi prima dan bertenaga, meskipun orang
tersebut sedang lelah dan terkuras tenaganya.
Memang awalnya tidak mudah untuk selalu dapat tersenyum dan
bersikap tenang ketika sebenarnya kita dalam kondisi yang lelah. Meskipun belum
sepenuhnya menguasai jurus pengendalian diri ala artis-artis kelas dunia
ataupun jurus pengendalian diri ala pemimpin dunia, tetapi saya telah akrab
dengan cara pengendalian diri sejak 9 tahun yang lalu ketika saya bergabung
dalam sebuah tim kesenian KABUMI. Di tempat berkesnian tersebut saya belajar
agar selalu dapat menjaga mood dan
mampu memberikan yang terbaik dalam setiap kesempatan.
Dipercaya menjadi pemain gamelan pada acara malam kenegaraan
merupakan sebuah pengalaman yang sangat berharga bagi saya, karena pada acara
ini saya berjumpa dengan berbagai penggiat seni yang luar biasa. Pada
kesempatan ini tim gamelan diisi oleh guru-guru Sekolah Indonesia Kota Kinabalu
(SIKK) dan staff Konsulat Jenderal
Republik Indonesia (KJRI) Kota Kinabalu. Untuk semakin memantapkan penampilan
kesenian pada acara Malam Kenegaraan 2013 ini, KJRI Kota Kinabalu mendatangkan
tenaga tambahan dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur dan
dari Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Surakarta.
Bermain gamelan bukan merupakan hal yang asing bagi saya, karena
saya telah mengenal dan memainkan gamelan sejak 9 tahun yang lalu. Telah
mengenal gamelan bukan berarti membuat saya dapat dengan mudah memainkan
gamelan untuk persembahan kali ini. Pola permainan yang dilatihkan sangat
berbeda dengan gamelan saya pelajari semenjak di kampus, karena gending yang
dipelajari untuk penampilan kali ini adalah gending yang berasal dari Jawa
Tengah, sedangkan gending yang saya pelajari selama ini adalah gending yang
berasal dari Jawa Barat.
Kondisi tersebut membuat saya harus memberiperhatian lebih pada
tugas bermain gamelan karena tentunya saya harus lebih mengakrabkan diri dengan
pola bermain gending Jawa Tengah. Kendala lain bagi saya dan beberapa rekan
lain aadalah tidak akrab dengan lagu-lagu yang dibawakan untuk mengiringi
dramatari Ramashinta, dengan keadaan yang demikian Mas Dimas (pelatih gamelan
dari KBRI Kuala Lumpur) memberikan lembaran kertas notasi gamelan pada saya dan
rekan-rekan lain.
Waditra yang menjadi tanggung jawab saya pada acara Malam
Kenegaraan kali ini adalah Demung. Posisi saya pada tim gamelan kali ini cukup
vital, karena sebagai pemegang melodi utama yang berfungsi untuk memimpin nada
bagi waditra lainnya. Alat yang bernama Demung ini menjadi saksi bagaimana saya
berusaha dengan optimal untuk memberikan yang terbaik pada acara kali ini.
Pada acara pelaksanaan Malam Kenegaraan 2013, saya yang juga
bertugas sebagai pemain musik lagu-lagu nasional harus langsung bersiap sedia
untuk memainkan iringan musik gamelan beberapa saat sebelum Tuanku Yang
Terutama (TYT) Negeri Sabah dan untuk mengiringi dramatari Ramashinta. Jujur,
saya tidak melakansanakan tugas dengan baik ketika memberikan sajian musik
gamelan bersama rekan-rekan saya lainnya. Saya salah memainkan nada pada saat
pembukaan gamelan, yang membuat musik gamelan sempat kosong untuk beberapa
saat. Baru kemudian sekitar beberapa menit selanjutnya saya mampu masuk untuk
ikut mengiringi persembahan dramatari. Alhamdulillah,
kesalahan tersebut tidak terjadi lagi pada babak-babak dramatari selanjutnya.
Sekitar 1 jam dramatari berlangsung dengan memikat para tamu
undangan yang hadir. Bagi saya dramatari
kali ini adalah dramatari yang luar biasa, karena sebagian besar penari dan
pemain musiknya adalah orang yang baru pertama kali menyajikan sebuah tampilan
dramatari. Terlebih lagi siswa-siswa SIKK yang sebagian besar lahir di tanah
Sabah, mereka pun baru mengetahui tentang dramatari Ramashnta. Namun, berkat
latihan yang terus-menerus tanpa mengenal lelah, kami dapat membawakan sebuah
pagelaran dramatari Ramashinta dengan baik dengan mendapat banyak sambutan baik
dari seluruh undangan yang memenuhi Main Ballroom Sutera Harbour pada hari itu.
Alhamdulillah.