Rabu, 23 Desember 2015

Bermain Gamelan di Malam Kenegaraan Indonesia-Malaysia 2013

Berkegiatan seni memang sering diibaratkan dengan pekerjaan bersenang-senang dan hanya bermain-main. Mungkin tak ada yang salah dengan anggapan tersebut, karena salah satu tujuan berkegiatan seni memang  untuk menghibur orang lain. Sehingga pada setiap kesempatan berpenampilan seni seorang penggiat seni harus selalu tampil cerah dan menjaga mood agar selalu dalam kondisi baik ketika memberikan persembahan pada para khalayak.  Alhasil semua orang mengetahui bahwa sang penggiat seni tersebut dalam kondisi prima dan bertenaga, meskipun orang tersebut sedang lelah dan terkuras tenaganya.
Memang awalnya tidak mudah untuk selalu dapat tersenyum dan bersikap tenang ketika sebenarnya kita dalam kondisi yang lelah. Meskipun belum sepenuhnya menguasai jurus pengendalian diri ala artis-artis kelas dunia ataupun jurus pengendalian diri ala pemimpin dunia, tetapi saya telah akrab dengan cara pengendalian diri sejak 9 tahun yang lalu ketika saya bergabung dalam sebuah tim kesenian KABUMI. Di tempat berkesnian tersebut saya belajar agar selalu dapat menjaga mood dan mampu memberikan yang terbaik dalam setiap kesempatan.
Dipercaya menjadi pemain gamelan pada acara malam kenegaraan merupakan sebuah pengalaman yang sangat berharga bagi saya, karena pada acara ini saya berjumpa dengan berbagai penggiat seni yang luar biasa. Pada kesempatan ini tim gamelan diisi oleh guru-guru Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK) dan staff Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Kota Kinabalu. Untuk semakin memantapkan penampilan kesenian pada acara Malam Kenegaraan 2013 ini, KJRI Kota Kinabalu mendatangkan tenaga tambahan dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur dan dari Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Surakarta.

Bermain gamelan bukan merupakan hal yang asing bagi saya, karena saya telah mengenal dan memainkan gamelan sejak 9 tahun yang lalu. Telah mengenal gamelan bukan berarti membuat saya dapat dengan mudah memainkan gamelan untuk persembahan kali ini. Pola permainan yang dilatihkan sangat berbeda dengan gamelan saya pelajari semenjak di kampus, karena gending yang dipelajari untuk penampilan kali ini adalah gending yang berasal dari Jawa Tengah, sedangkan gending yang saya pelajari selama ini adalah gending yang berasal dari Jawa Barat.
Kondisi tersebut membuat saya harus memberiperhatian lebih pada tugas bermain gamelan karena tentunya saya harus lebih mengakrabkan diri dengan pola bermain gending Jawa Tengah. Kendala lain bagi saya dan beberapa rekan lain aadalah tidak akrab dengan lagu-lagu yang dibawakan untuk mengiringi dramatari Ramashinta, dengan keadaan yang demikian Mas Dimas (pelatih gamelan dari KBRI Kuala Lumpur) memberikan lembaran kertas notasi gamelan pada saya dan rekan-rekan lain.
Waditra yang menjadi tanggung jawab saya pada acara Malam Kenegaraan kali ini adalah Demung. Posisi saya pada tim gamelan kali ini cukup vital, karena sebagai pemegang melodi utama yang berfungsi untuk memimpin nada bagi waditra lainnya. Alat yang bernama Demung ini menjadi saksi bagaimana saya berusaha dengan optimal untuk memberikan yang terbaik pada acara kali ini.
Pada acara pelaksanaan Malam Kenegaraan 2013, saya yang juga bertugas sebagai pemain musik lagu-lagu nasional harus langsung bersiap sedia untuk memainkan iringan musik gamelan beberapa saat sebelum Tuanku Yang Terutama (TYT) Negeri Sabah dan untuk mengiringi dramatari Ramashinta. Jujur, saya tidak melakansanakan tugas dengan baik ketika memberikan sajian musik gamelan bersama rekan-rekan saya lainnya. Saya salah memainkan nada pada saat pembukaan gamelan, yang membuat musik gamelan sempat kosong untuk beberapa saat. Baru kemudian sekitar beberapa menit selanjutnya saya mampu masuk untuk ikut mengiringi persembahan dramatari. Alhamdulillah, kesalahan tersebut tidak terjadi lagi pada babak-babak dramatari selanjutnya.
Sekitar 1 jam dramatari berlangsung dengan memikat para tamu undangan yang hadir. Bagi saya  dramatari kali ini adalah dramatari yang luar biasa, karena sebagian besar penari dan pemain musiknya adalah orang yang baru pertama kali menyajikan sebuah tampilan dramatari. Terlebih lagi siswa-siswa SIKK yang sebagian besar lahir di tanah Sabah, mereka pun baru mengetahui tentang dramatari Ramashnta. Namun, berkat latihan yang terus-menerus tanpa mengenal lelah, kami dapat membawakan sebuah pagelaran dramatari Ramashinta dengan baik dengan mendapat banyak sambutan baik dari seluruh undangan yang memenuhi Main Ballroom Sutera Harbour pada hari itu. Alhamdulillah.

0 komentar:

Posting Komentar